Kamis, 02 Mei 2013


KEBERADAAN MINYAK DAN GAS DI INDONESIA


Struktur Geologi Indonesia
            Pada dasarnya, geologi struktur Indonesia merupakan suatu usaha untuk mengenal pola struktur dari kepulauan Indonesia, dan mencoba untuk menganalisa sejarah pembentukannya yang dilandasi oleh teori tektonik lempeng.
            Indonesia termasuk sebagai salah satu wilayah yang mempunyai tatanan geologi yang rumit. Hal ini dikarenakan letak Indonesia yang terdapat diantara tiga pertemuan lempeng besar yaitu: Hindia-Australia di selatan, Pasifik disebelah barat dan lempeng Asia d sebelah utara. Ketiga lempeng tersebut bergeser dari sumbernya di pematang-pematang tengah samudera (mid oceanic ridge), dengan arah dan kecepatan yang berubah-ubah, satu terhadap lainnya sejak Mesozoik hingga kini.  Sebagai akibat dari gerak lempeng tersebut yang rumit, maka sifat dari wilayah Indonesia dicirikan oleh perubahan-perubahan yang menerus dari susunan lempeng, jalur-jalur tumbukan, sesar “transform” dan busur-busur yang bergeser.

Struktur Geologi di Wilayah Indonesia Bagian Barat didominasi oleh Strike-Slip
            Indonesia bagian barat merupakan pencerminan dari interaksi antara lempeng samudera hindia-australia yang bergerak ke utara, dengan lempeng asia (lempeng mikro sunda).
            Pada eosen awal, pergerakan Australia-Sundaland menyebabkan terbentuknya subduksi sepanjang barat tepi Sundaland, dibawah P.Sumba dan Sulawesi Barat dan mungkin menerus ke utara. Batas antara lempeng Australia-Sundaland pada bagian selatan Jawa merupakan zona strike-slip sedangkan selatan Sumatera berupa zona strike-slip tangensional.
            Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep escape tectonic atau tektonik ekstrusi. Tektonik ekstrusi merupakan collision-related strike slip motion dimana sebagian kerak kontinen atau busur kepulauan bergerak karena buoyancy nya menuju kerak samudera (palung) setelah terjadinya collision continent vs continent atau continent vs island arc. Regional strike-slip fault mengakomodasi pergerakan ini. ciri lain tectonic ekstrusi adalah juga pembentukan rift basins akibat penipisan kerak dan localized compressional mpuntains dan related foreland-through basins.
            Berdasarkan konsep tektonik ekstrusi tersebut dari benua asia, perkembangan tektonik dari wilayah asia tenggara (termasuk Indonesia bagian Barat), sangat dipengaruhi oleh gerak-gerak “fragmen benua asia” (Cina Timur dan Indo China) yang melejit ke timur dan tenggara sebagai akibat daripada tumbukan antara kerak benua India dan Asia. Dengan gerak-gerak fragmen benua Asia ke tenggara dan timur, maka mekanisme ini akan diiimbangi oleh gerak rotasi dari IndoChina dan Paparan Sunda searah dengan putaran jarum jam melalui strike slip fault sinistral. Pengamatan di lapangan justru menunjukkan gerak dextral. Hal ini hanya dapat diterangkan apabila Indochina dan Paparan Sunda telah mengalami rotasi kearah yang berlawanan dengan gerak jarum jam. Terhambatnya gerak rotasi kea rah jarum jam itu ada hubungannya dengan menyentuhnya Benua Australia dengan Indonesia dalam interaksi lempeng Samudera Hindia-Australia dengan lempeng Asia.

            Pulau di wilayah Indonesia bagian timur relative berukuran lebih kecil dibandingkan di wilayah Indonesia bagian barat
            Menurut teori tektonik lempeng, wilayah Indonesia bagian Timur diketahui sebagai zona interaksi antara lempeng Eurasia – Hindia, Australia, dan Pasifik. Lempeng-lempeng ini memperagakan zona-zona penunjaman aktif dengan arah gerak agak membujur dibagian utara, seperti misalnya palung-palung di Filipina, Halmahera dan Minahasa serta Timor di selatan yang agak melintang. Wilayah Indonesia timur juga tersusun oleh lempeng-lempeng mikro yang sifatnya lemah terhadap akumulasi energy dan mudah melepaskan energy dalam wujud gempa.
            Pada bagian utara wilayah Indonesia timur, lempeng pasifik menabrak sisi barat dan selatan Indonesia. Tekanan dahsyat karena pergerakan tiga lempeng besar bumi: Lempeng Eurasia, Lempeng Hindia-Australia, dan lempeng Pasifik ini menyebabkan interior lempeng bumi dari kepulauan Indonesia ini terpecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil kerak bumi yang bergerak antara satu terhadap lainnya yang dibatasi oleh patahan-patahan aktif. Sedangkan wilayah Indonesia bagian barat, daerahnya relative stabil dibandingkan wilayah Indonesia bagian timur, maka dari itu pulau-pulaunya berukuran lebih besar daripada yang berada di wilayah bagian Indonesia timur.

Proses pembentukan minyak dan gas
            Keberadaan minyak bumi di alam merupakan hasil pelapukan fosil-fosil tumbuhan dan hewan pada zaman purba jutaan tahun silam. Organisme-organisme tersebut kemudian dibusukkan oleh mikroorganisme dan kemudian terkubur dan terpendam dalam lapisan kulit bumi. Dengan tekanan dan suhu yang tinggi, maka setelah jutaan tahun lamanya, material tersebut berubah menjadi minyak yang terkumpul dalam pori-pori batu kapur atau batu pasir. Oleh karena pori-pori batu kapur bersifat kapiler, maka dengan prinsip kapilaritas, minyak bumi yang terbentuk tersebut perlahan-lahan bergerak ke atas. Ketika gerakan tersebut terhalang oleh batuan yang tidak berpori, maka terjadilah penumpukan minyak dalam batuan tersebut.
            Itu sebabnya minyak bumi disebut sebagai petroleum (yang dalam bahasa Latin, petrus = batu dan oleum = minyak). Pada daerah lapisan bawah tanah yang tak berpori tersebut dikenal dengan nama antiklinal atau cekungan. Daerah cekungan ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan yang paling bawah berupa air, lapisan di atasnya berisi minyak, sedang di atas minyak bumi tersebut terdapat rongga yang berisi gas alam. Jika cekungan mengandung minyak bumi dalam jumlah besar, maka pengambilan dilakukan dengan jalan pengeboran
            Seperti yang telah dituliskan diatas bahwa minyak dan gas bumi berasal dari pelapukan jasad-jasad mahluk hidup yang terjabak pada batuan berbentuk cekungan, hal inilah yang menyebabkan  terdapat banyak kandungan minyak di Indonesia karena daerah Indonesia yang merupakan daerah bertemunya 3 lempeng samudera yang menyebabkan banyaknya daerah vulkanik di Indonesia, bahkan hampir tersebar di seluruh Indonesia sehingga mengakibatkan banyaknya terbentuk jebakan-jebakan minyak dan gas di Indonesia,meskipun hal ini juga menyebabkan daerah Indonesia merupakan daerah rawan bencana Gempa Bumi.
Penyebaran Minyak dan Gas Bumi Di Indonesia
            Indonesia memiliki 60 cekungan sedimen yang tersebar di seluruh wilayah. Dari jumlah itu, 38 cekungan sudah dilakukan eksplorasi. Sedangkan 22 cekungan, belum pernah dilakukan kegiatan eksplorasi.


            Sebagian besar cekungan yang belum pernah dieksplorasi berada di Indonesia bagian Timur dan berlokasi di offshore, antara lain di Sulawesi, Nusa Tenggara, Halmahera, Maluku dan Papua. Cekungan yang belum terjamah ini merupakan peluang bagi investor dari dalam maupun luar negeri untuk mengembangkannya.
Gambar 1
Sebaran cekungan di Indonesia


Ini merupakan peta tematik cekungan batuan yang ada di Indonesia. Daerah yang berwarna Merah adalah cekungan yang sudah berproduksi, warna biru adalah cekungan yang sudah di ekplorasi namun belum berproduksi, warna hijau adalah cekungan yang sudah dilakukan pengeboran namun belum ditemukan Hidrokarbon, daerah warna kuning merupakan daerah yang belum disentuh sama sekali(belumdiexplorasi).
            Untuk Cadangan Minyak BumI dapat dilihat Peta dibawah ini
Gambar 2
Cadangan Minyak bumi di Indonesia
Perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia antara lain Pertamina EP (Explorasi dan Produksi), Perusahaan asing (KPS, Kontak Produksi Sharing) seperti Chevron (dulu caltex) di duri, Ekson Mobil di Blok cepu, Medco di Palembang, conoco philip, vicco, cnooc, petrocina dan banyak lagi







Untuk Penyabaran Gas Bumi dapat dilihat peta di bawah ini

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQuvRuUvJWvoXX9l1dXiK2aX3M72jmjRVXN-0BxwHE9G3upely1ueEJ6OdOJa9sOnzUcBl-kom8vrRYckUW2T47OyH-w7POFHSCffVOMmdCYHmvJrmW24kGq_AfF7SVphfzGk5YDcziJY/s400/cadangangas.jpg

Gambar 3
Cadangan gas di Indonesia
            Untuk Gas bumi sendiri sebagian basar di produksi untuk kepentingan ekspor seperti PT Badak di Bontang meproduksi LNG untuk di ekspor ke Jepang. Selain itu juga digunakan sebagai pembangkit listrik, bahan baku Petrokimia dan untuk kebutuhan konsumen lain seperti kebutuhan rumah tangga. Perusahaan yang menangani masalah distribusi gas alam untuk kepentingan komersial, Industri dan rumah tangga ialah Perusaahan Gas Negara (PGN) yang kini beroperasi di 3 SBU yaitu sumatera bagian Utara (medan), Jawa bagian Barat (Jakarta), Jawa Bagian timur (surabaya). PGN juga telah membangun jalur transmisi darri sumatera selatan ke jawa barat.






Kesimpulan :

  1. Pembentukan jebakan minyak sangat berhubungan dengan struktur geologi pada wilayah tersebut
  2. Akibat pertemuan 3 lempeng di wilayah Indonesia maka memberikan keuntungan dari sisi keterdapatan potensi migas di Indonesia
  3. Hingga 1 Januari 2008, terdapat 60 cekungan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia

Saran :

1.      Diharapakan Pemerintah maupun Pihak swasta dapat memanfaatkan dan meaksimalakan produksi minyak dan gas Indonesia agar menghindari kelangkaan minyak di Indonesia
2.      Diharapkan pemerintah dapat meningkatkan sumber daya manusia terutama dalam bidang Minyak dan gas untuk menoptimalkan Pruduksi Minyak dan gas di indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar